5. Seks Dengan Hewan
Keesokan harinya, kupikir keadaan akan kembali normal seperti hari-hari biasa. Namun apa yang kulakukan kemarin terhadap Joki rupanya merupakan sebuah kesalahan besar.
Entah kenapa aku merasa bahwa Joki saat ini terlihat sangat horny padaku, dia bahkan sering berusaha menyetubuhi kakiku dan melompat lompati aku. Terpaksa anjing ini kukurung di kandang bekas Tokang. Namun sialnya baru sehari dikurung, nenek memarahiku dan mengatakan bahwa Joki tidak perlu dikurung karena ia bukanlah anjing yang liar ataupun galak.
Alhasil Joki bisa berkeliaran bebas di luar. Ia selalu berusaha mengejar ngejar aku, bahkan seringkali pintu luar rumah dikorek koreknya dari luar, setiap ada kesempatan bertemu, moncongnya yang kasar dan bau itu selalu disodok sodokannya ke selangkanganku.
Aku merasa malu sekali…jangan jangan anjing ini ketagihan dengan apa yang kami lakukan kemarin ? atau apakah mungkin tingginya nafsu Joki itu terjadi karena saat ini memang sedang musim kawin bagi anjing ?Jika iya, kenapa ia tidak mencari anjing betina saja untuk melayani nafsunya ? kenapa harus aku yang manusia ?
Oh.. astaga.. aku tidak tahu pasti, namun yang jelas tingkah polah Joki yang sekarang telah memberikan gambaran seperti itu, sekarang anjing ini benar-benar bernafsu padaku, setiap kali aku mengusirnya menjauh dia tidak mendengarkanku, sehingga aku jadi malas keluar rumah kecuali terpaksa seperti menyapu halaman dan mandi.
Esoknya aku sedang berniat untuk menyapu halaman. Aku sudah melihat ke sekitar dan sepertinya Joki tidak ada. Mungkin ia sudah mendapatkan anjing betina untuk melampiaskan nafsunya. Namun baru sebentar aku memegang sapu, tiba-tiba kurasakan sesuatu mendorong pantatku dari belakang. Oh tidak, itu Joki ! Dengan refleks aku mengacungkan gagang sapu ke arahnya dan berniat untuk menakut-nakutinya.
"Ayu.. !" terdengar suara nenek pelan memanggil namaku.
Aku yang saat itu sedang dalam posisi mengacungkan gagang sapu ke arah Joki tiba-tiba terkesima dan mematung. Aku tahu Joki adalah hewan kesayangan nenek, tentunya ia akan marah besar jika aku sampai memukulnya.
"I.. iya nek.." jawabku terbata-bata dan masih dalam posisi seperti patung.
”oh..si Joki mengganggumu ya.. sekarang tambah gemuk dia.. kamu pintar merawat, Ayu..” kata nenek sambil mengelus elus kepala Joki.
Seketika aku merasa ini adalah saat yang tepat untuk mengalihkan perhatiannya.
”ehmm.. nenek bisa aja.. sini..biar saya mandikan dulu.. ” pintaku. Nenek hanya tersenyum ramah, aku tahu hanya itu jalan satu satunya cara untuk memperbaiki keadaan.
Kutarik kalung Joki dan kutuntun ke kamar mandi. Sesampainya disana, pintu kukunci rapat, perlahan kuhembuskan nafas keteganganku, aku merasa sangat bersalah.
Saat ini yang perlu kulakukan adalah memandikan Joki, bukan hal yang sulit bagiku jika aku bisa menjaga jarak dengan anjing yang nafsunya sudah sampai ke ubun-ubun itu. Joki suka mandi di pancuran, jadi kubuka saja kerannya dan kumandikan dia di bawah pancuran.
Namun apa yang kulakukan ternyata tidak sepenuhnya berhasil. Joki terus melompat-lompat tak karuan hing semua air muncrat ke pakaianku.
"Huuft.. dasar.. " batinku.
Karena bajuku sudah terlanjur basah, aku pikir tidak ada salahnya jika aku sekalian mandi saja. Mudah-mudahan Joki tidak banyak tingkah, pikirku.
Setelah kutanggalkan seluruh pakaianku, dengan cepat kami berdua telah bertelanjang bulat. Aku berjongkok untuk menyabuni tubuhnya. Melihat kesempatan itu, Joki langsung menjilati dadaku, yang kemudian terus berlanjut hingga ke perut, lalu kadang-kadang menyenggol kewanitaanku.
Lidah Joki yang keras membuatku kegelian. Lama-lama secara perlahan aku mulai merasa horny juga, aku kemudian berdiri dan membalikan tubuhku. Lalu agak menunggingkan pantatku. Joki yang otaknya sudah dipenuhi hawa nafsu itu sepertinya sudah sangat mengerti maksud dari tindakanku. Dijilatinya anusku, bisa kurasakan dengusan nafasnya berpacu dibelahan pantatku.
Semakin lama, permainan ini semakin enak, secara tidak sadar aku meraba raba itilku, rasanya sangat menggelikan. Joki yang melihat itu memajukan moncongnya dan menjilati vaginaku, terang saja bulu moncongnya yang kasar serta kumisnya yang runcing menusuk nusuk kulit kemaluanku.. Joki tidak sengaja melakukannya namun rasa geli geli itu membuatku tidak bisa menahan nafsuku.. ughhh.. ohhhh.. rasanya enaakk sekali.. kubalikan tubuhku dan aku duduk di pinggiran kloset duduk, kubiarkan Joki menjilati bibir vaginaku dengan leluasa.. aku mengelus elus kepalanya.. aku merasakan kenikmatan yang bahkan belum pernah kurasakan bersama mas Heru.
Joki yang sepertinya sudah tidak tahan mengangkat kedua kakinya kupundakku, kulihat dengan jelas kemaluannya tampak merekah dan merah, .kupikir saat ini aku bisa saja mengakhirinya, namun entah kenapa mataku beradu pandang dengan mata Joki. Matanya yang hitam bulat terlihat lucu dan bening. Mata ini murni tanpa ego, cukup lama aku menatapnya, mata itu seolah berkata “ please.. aku ingin merasakannya sekali lagi.. ”
Aku berada didalam keputusan antara menerimanya atau mendorong Joki.. namun keputusanku mungkin akan unik. Kugenggam kelamin anjing itu, dan “baiklah, kamu dapat apa yang kamu inginkan..”bisikku dalam hati.
Joki adalah anjing kampung, mainnya paling banter ya sama betina kampung juga. Namun kali ini kelaminnya mendapatkan memek betina manusia. Kutarik kelamin si Joki dan kugesek gesekan ke bibir vaginaku, geli juga rasanya. Senmakin lama kurasakan tidak adil baginya, dan kali ini aku benar benar melakukannya, aku memasukan kelamin Joki kedalam liang kewanitaanku !
Ughh.. ugh.. kudorong-dorongkan pantat Joki sehingga alat kelaminnya semakin tenggelam dalam vaginaku. Andai dia bisa bicara aku ingin tahu apa komentarnya tentang liang kewanitaanku. Paha Joki benar benar mengeras..begitu juga kelaminnya, aku bisa merasakannya sampai bergetar-getar menahan nafsunya.
Aku memeluk Joki erat. Kuelus-elus bulunya yang pendek. Bulunya yang hitam legam terlihat bersih karena sering dimandikan. Joki menjadi pejantan yang sehat.
Beberapa menit kemudian sodokan Joki melambat., bahkan berhenti, kurasakan semburan spermanya muncrat begitu hebat didalam liangku. kelamin Joki berdenyut denyut hebat. sesaat kami masih berpelukan, dan tak lupa aku berbisik “terima kasih..”
ama seperti kemarin, kemaluan Joki membesar dan rasanya sangat seret untuk dipaksa keluar dari kemaluanku. Namun dengan perlahan tubuh Joki kudorong menjauh, Agak makan waktu tapi pada akhirnya penisnya yang masih terbenam di kemaluanku perlahan keluar, masih basah dan merekah. Kelamin itu tampak berdenyut hebat, sepertinya dia menikmati setiap detik persetubuhan kami.
Setelah Joki berdiri dengan keempat kakinya, akupun bangkit. Mani cair si joki menetes keluar dari liang kewanitaanku. Perlahan moncong Joki yang kasar didekatkan ke memekku, mengendus-endus dia, lalu mejilati maninya sendiri. Perasaanku sendiri setelah bersenggama dengan Joki terasa melunak dengan anjing itu, kubiarkan dia menjilati bersih bibir vaginaku.
Setelah puas dengan itu, aku mengambil centong dan mengguyur badanku dengan air hingga bersih. Segarnya.. !
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
9360